Jakarta, KI_Info – Kantor Wilayah Kementerian Hukum Kalimantan Selatan (Kemenkum Kalsel) berupaya mendukung dan merealisasikan rencana pencanangan Kawasan Wisata Intelektual sebagai bagian dari strategi pengembangan ekonomi berbasis kekayaan intelektual (KI). Dalam rangka itu, Kemenkum Kalsel mengadakan koordinasi strategis dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) di Jakarta.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Meidy Firmansyah, Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kemenkum Kalsel; Anton Edward Wardhana, Kepala Divisi Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum Kemenkum Kalsel; serta Riswandi, Kepala Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual. Direktur Hak Cipta dan Desain Industri DJKI, Agung Damarsasongko, turut hadir sebagai pembicara utama.
Dalam diskusi ini, salah satu kawasan yang diusulkan sebagai Kawasan Wisata Intelektual adalah Kampung Sasirangan di Kalimantan Selatan. Kampung ini dinilai memiliki potensi besar sebagai pusat ekosistem berbasis kekayaan intelektual, mengingat produk unggulan berbasis merek kolektifnya yang sarat nilai tradisi.
“Kampung Sasirangan memiliki keunikan budaya yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis kekayaan intelektual. Dengan perlindungan merek dan desain industri, kami optimis kawasan ini mampu meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional,” ujar Meidy Firmansyah.
Pencanangan kawasan ini direncanakan menjadi bagian dari peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia pada April 2025. Agenda ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kekayaan intelektual, sekaligus memberikan nilai tambah bagi produk-produk lokal berbasis KI.
“Langkah ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap tradisi, tetapi juga sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui perlindungan dan promosi produk lokal berbasis KI,” kata Agung Damarsasongko.
Dalam kesempatan yang sama, DJKI juga mengumumkan lomba penggubahan lagu Mars Kekayaan Intelektual Indonesia. Lomba ini bertujuan mengangkat seni musik tradisional dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan Selatan. DJKI memastikan bahwa lagu yang tidak terpilih sebagai pemenang tetap akan digunakan dalam berbagai acara resmi DJKI di seluruh Indonesia.
Pencanangan Kawasan Wisata Intelektual ini diharapkan mampu menjadi katalisator pengembangan ekonomi daerah yang berbasis kekayaan intelektual. Selain memberikan perlindungan hukum kepada produk unggulan lokal, langkah ini juga membuka peluang promosi yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Harapan kami, Kawasan Wisata Intelektual ini dapat menginspirasi daerah lain untuk mengoptimalkan potensi produk lokalnya. Sinergi antara tradisi dan kekayaan intelektual adalah kunci untuk menciptakan ekonomi kreatif yang berkelanjutan,” tutup Meidy Firmansyah.
Langkah strategis ini menunjukkan komitmen Kemenkum Kalsel untuk terus mendorong inovasi berbasis tradisi lokal guna memperkuat posisi Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah unggulan dalam pengelolaan kekayaan intelektual di Indonesia. (Humas Kemenkum Kalsel, kontributor: Div Yankum, ed: Eko)
\
